This is just a fiction paragraph which I made on july 20, 2014
Bu, aku tau perjuanganmu untuk melahirkanku, sabar merawatku, dan memberiku cara untuk melangkahkan kaki berjalan menuju keinginanku.
Bu, aku mengerti kalau ibu sudah terlalu tua dan capek dengan keadaan dan kelakuanku yang mungkin tidak ibu inginkan.
Aku selalu belajar untuk lebih sabar dan bersabar lagi menghadapi complaint yang ibu lontarkan dengan pikiran positif. Aku juga ingin berusaha terus menjaga hati ibu dengan menghindari pemakaian kata-kata yang mungkin membuat ibu marah dan kecewa.
Aku merasa peka terhadap perasaan ibu yang terkadang sudah lelah, bosan, sakit, ataupun takut. I tried a way to change your feeling mom. I tried.
Tapi bu, tahukah Ibu? Tahukah ibu hati ini telah sakit mendengar kata-kata itu? Kata-kata yang menurutku tak layak ibu keluarkan dari mulut sosok wanita teladanku. Tak layak untuk aku dengar ditengah keadaan yang semakin membuatku tertekan dan terpaksa.
Bu. Ibuku. Pernahkah ibu merasakan juga rasa bosan dan lelah dengan rutinitasku yang semakin force me be another girl?
Pernahkah ibu merasakan rasa nyeri didada yang aku sendiri tak tahu penyakit apa yang sedang berada didalam? Sedikit sajalah bu, rasakan lambungku yang semakin panas dan asam yang terasa amat pedih dan sakit.
Apakah ibu pernah menenangkan aku, dikala ketakutan dan keraguan memilih suatu hal yang membuat aku selalu merasa tak punya siapa-siapa untuk menjadi seorang penjawab semua pertanyaanku?
Apakah ibu pernah, mencoba sedikit saja bersabar menghadapi kelabilan dan kenak-kanakanku agar aku tidak merasa bahwa aku selalu salah dan pantas untuk dibenci?
Mungkinkah ibu sudah bosan menghadapiku? Ibu sudah tidak mau lagi membuat ku senang dengan keluarga yang kita miliki? Atau mungkin ibu sudah terlalu malu dengan prestasi yang menurutku aku sudah berusaha tapi tidak dengan pendapatmu, bu?
Ibu, aku sayang ibu. Aku rindu ibu. Aku tidak benci dengan perkataan yang menurutku tak pantas itu.
Jujur. Mungkin memang aku terlalu cuek dan munafik untuk mengungkapkannya langsung, tapi aku tidak berbohong tentang rasa sakit dan kepedulian ku, bu.
Tapi jujur juga. Aku hanya ingin ibu tersenyum melihat keberhasilanku. Dan maafkan aku atas kesalahan – kekecewaan – dan memupuskan harapan serta mimpi yang ibu bayangkan. Sekali lagi maaf. Maaf.
Komentar
I like this blog. Boleh minta email untuk kerjasama?
kerjasama seperti apa :)
e-mailmu? nanti aku message :D