Assalamualaikum...
Sawadee kha..
Lagi mikirin banyak hal yang menyangkut perkembangan kepribadianku. Ya. Aku ini bukan anak yang asik buat diajak pergi kesana-sini, rame kalau udah ngumpul, bisa nyeplas-nyeplos kalau bercanda. Aku (masih) gak se-asik itu soalnya, berhadapan dengan anak kacamataan yang suka mikir ini itu, kayak' Kalau aku ngelakuin ini nyakitin hati orang enggak?' , ' Eh tadi kata-kataku kekasaren gak ya?', atau 'Mereka suka gak sih aku ada di samping mereka?' gak gampang dan mbosenin gitu.Hmm
Tiba-tiba terfikir pas awal mula buat blog ini. Tanpa tujuan pasti kedepannya bakal diisi apa aja, bercerita apa aja, atau bahkan mau diikutin lomba blog yang gimana.
Awalnya, kesukaan baca cerpen atau bahkan novel remaja gitu, yang selalu terbawa kata-kata dari si penulis. Karna ngerasa kalau aku itu ada minat di bidang tulis-menulis, waktu SMP ikutan deh ekstra kurikuler Jurnalistik, which is biasanya harus interaksi ke banyak orang, berani bertanya, berani ngungkapin pendapat. Tapi, ekspektasiku gak sesuai realita. Dari pas dikasih tanggung jawab bikin mading ala ala kerasanya cuma tanggung jawab sendiri, sampe pas ada kesempatan wawancara sama kepala dinas kesehatan kerasa gak maksimalin potensiku dan aku berfikir, mungkin aku terlalu awal untuk keluar dari zona nyamanku.
Ya, mulai menerima beberapa tekanan untuk semakin keluar dari zona nyaman, semakin banyak tantangan yang muncul. Tapi, pas mau ngelakuin, anggep aja say hi ke anak lain yang jarang ngobrol, atau starting to have akun jejaring sosial, ada aja yang berkomentar negatif. Dan aku berfikir 'Apa aku kurang diam dan tidak melakukan apapun agar membuatnya tidak berkomentar seperti itu?' Pernah juga ditegur sama seorang teman, 'rin, kamu kok jarang nyapa anak-anak sih, anak-anak bilang kalau kamu sombong lho, udah gak nyapaan' . Ya Allah, sampe ada yang salah paham juga, kalau aku terus jadi pendiam.(bahas soal pendiam next post ya)
Tapi aku nyimpulin kalau apapun yang seseorang lakukan, entah itu menjadikannya sejenak berada dibawah ataupun dalam proses menuju lantai tertinggi, akan ada opini menemaninya. Itulah hidup. Apapaun yang dilakukan seseorang hingga membuatnnya lelah, itulah kehidupan, mau tugas banyak akan jadi lelah, mau tidur sepulas apa juga bakal jadi lelah. Itulah kehidupan. Ada penyeimbang antara satu dan lainnya.
Kalau mau kehidupan yang adil, ayolah, kita jangan terus membandingkan dan mengeluh tentang kehidupan orang lain, adil dalam kesuksesan dan kesusahan itu bukan sesuatu yang didapatkan dengan perbandingan yang sama rata, tapi di waktu, perjuangan, kesungguhan, dan orang yang tepat.
Terus semangat berubah jadi lebih baik.
Geist. Fighting.
Auf Wiedersehen
Sawadee kha..
Lagi mikirin banyak hal yang menyangkut perkembangan kepribadianku. Ya. Aku ini bukan anak yang asik buat diajak pergi kesana-sini, rame kalau udah ngumpul, bisa nyeplas-nyeplos kalau bercanda. Aku (masih) gak se-asik itu soalnya, berhadapan dengan anak kacamataan yang suka mikir ini itu, kayak' Kalau aku ngelakuin ini nyakitin hati orang enggak?' , ' Eh tadi kata-kataku kekasaren gak ya?', atau 'Mereka suka gak sih aku ada di samping mereka?' gak gampang dan mbosenin gitu.Hmm
Tiba-tiba terfikir pas awal mula buat blog ini. Tanpa tujuan pasti kedepannya bakal diisi apa aja, bercerita apa aja, atau bahkan mau diikutin lomba blog yang gimana.
Awalnya, kesukaan baca cerpen atau bahkan novel remaja gitu, yang selalu terbawa kata-kata dari si penulis. Karna ngerasa kalau aku itu ada minat di bidang tulis-menulis, waktu SMP ikutan deh ekstra kurikuler Jurnalistik, which is biasanya harus interaksi ke banyak orang, berani bertanya, berani ngungkapin pendapat. Tapi, ekspektasiku gak sesuai realita. Dari pas dikasih tanggung jawab bikin mading ala ala kerasanya cuma tanggung jawab sendiri, sampe pas ada kesempatan wawancara sama kepala dinas kesehatan kerasa gak maksimalin potensiku dan aku berfikir, mungkin aku terlalu awal untuk keluar dari zona nyamanku.
Ya, mulai menerima beberapa tekanan untuk semakin keluar dari zona nyaman, semakin banyak tantangan yang muncul. Tapi, pas mau ngelakuin, anggep aja say hi ke anak lain yang jarang ngobrol, atau starting to have akun jejaring sosial, ada aja yang berkomentar negatif. Dan aku berfikir 'Apa aku kurang diam dan tidak melakukan apapun agar membuatnya tidak berkomentar seperti itu?' Pernah juga ditegur sama seorang teman, 'rin, kamu kok jarang nyapa anak-anak sih, anak-anak bilang kalau kamu sombong lho, udah gak nyapaan' . Ya Allah, sampe ada yang salah paham juga, kalau aku terus jadi pendiam.(bahas soal pendiam next post ya)
Tapi aku nyimpulin kalau apapun yang seseorang lakukan, entah itu menjadikannya sejenak berada dibawah ataupun dalam proses menuju lantai tertinggi, akan ada opini menemaninya. Itulah hidup. Apapaun yang dilakukan seseorang hingga membuatnnya lelah, itulah kehidupan, mau tugas banyak akan jadi lelah, mau tidur sepulas apa juga bakal jadi lelah. Itulah kehidupan. Ada penyeimbang antara satu dan lainnya.
Kalau mau kehidupan yang adil, ayolah, kita jangan terus membandingkan dan mengeluh tentang kehidupan orang lain, adil dalam kesuksesan dan kesusahan itu bukan sesuatu yang didapatkan dengan perbandingan yang sama rata, tapi di waktu, perjuangan, kesungguhan, dan orang yang tepat.
Terus semangat berubah jadi lebih baik.
Geist. Fighting.
Auf Wiedersehen
Komentar